Minggu, 09 Februari 2014

Meja Yang 'Tak Hijau 2

Suasana nan senyap bergandengan dengan lirikan sinis dalam ruangan
Banyak manusia simpang siur, berkecamuk kerepotannya berdatangan
Dengan berbagai arah, dan ada yang sepenuhnya tanpa bidikan
Beberapa dengan jubah hitam lambang kewibawaan, mereka kenakan
Hampir seperti pada hari jiwa manusia dipanggil dalam penghakiman
. . . tapi tanpa Tuhan
Urusi :
                        fana berganti misteri
                        lemah tanpa rintih
                        ditimbangnya barang bukti
                        tersistem menjadi tragedi
                        di sebuah gubuk di tengah sawah
                        dalam heningnya Mei 1993
                        hanya saksi alam nan menawan
                        terbungkus jelas dengan 338
Lagu BAP, keras dengan iramanya tentang penculikan, dan penyiksaan
Bersama ketiadamenggerindingkan bulu kuduk
Meluruskan lintasan belok karena ketamakan serta palsunya kekeliruan
Dibalas dengan fitnah-hina dan cekikkan bau busuk
Pedang bermata dua selalu dimuka, lambang kejamnya para penguasa
Aku hanya :
                        seuntai anggrek epifit
                        segenggam embusan asa
                        di dataran Jawa Timur di Desa Jegong
                        bermain Catur melawan Putra di bawah Surya
                        kawan-kawanku tak berkutik hanya terbengong
                        oleh segala desakan yang tersirat
                        aku adalah keprihatinan dan rasa cinta
                        aku terbaring, dan sisahnya tinggal mayat
Namun demikian, harapanku di dunia masih ada yang tertinggal, tersisa
Ku serahkan semuanya walau sedikit kepada proses dan kebersihan hati
Dakwaan tentang kepergianku, semoga tidak tercambur racun bisa
Orang-orang yang diduga, berjejer horisontal dengan saksi-saksi
Tapi ruangan itu sudah teramat kotor dan racun bisa sudah masuk pembuluh darah
Rohku berhayal :
                        sepi dan sendiri
                        seuntai anggrek telah terinjak-injak
                        di meja judi
                        berwarna hijau, terlukis bijak
                        gelap, aku melihat dunia ini
                        gelak-tawa tak kenal dosa
                        M.A.R.I. tingkat kasasi
                        hukum terpecah, semua direkayasa
                        itulah arti “keadilan tertinggi adalah tidakadil tertinggi”?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar