Minggu, 09 Februari 2014

Hadajuban Dalam Kimono

kemarin lusa, corak indah, penuh warna

berganti gombal-menyanjung,

dengan penuh enteng,

kemarin matahari terbit cerah

bersiul teman kita,

bernada tameng

dan juga minum dari air tanah kita


air tanah di muka, murni oleh uap 

jadi awan-awan kusam kelabu menyapa,

gelap gulita


maka angin pun tak ramah,

yukata tidak ada arti

hari ini lah, kimono berteman dengannya

agar ditata jadi bunga-bunga

‘tuk dihirup berkali-kali

‘tuk dijadikan sake-nya

‘tuk menerima nafsunya belati


mereka bukan honko dan bukan seniman,

sang cahaya menyebutnya “geisha”

panda-panda siap berpesta-pora

tungku telah tersedia, terawat nyaman

kimono dibuka pasukan surya,

dan tersisa tinggal hadajuban,

tidak putih tetapi berona merah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar