Di atas
gunung nan bebatuan
Hijau
‘tak terbentang luas
Hawa
beserta angin panas merangsang
Akan
kebenaran dan rupa setan
Oh,
hidup yang kerdil.. jiwa yang tersesat
Mencari
setitik asin, di tengah kenikmatan manis
Kekecewaan
yang tebal berlapis
Kegelisahan
berjumpa kesulitan
Pada
zamanya, sesuatu dilakukan “demi Tuhan”
Semua
hal dijalankan, bersamaan detik “demi
uang”
Ubermench dibentuk Nietzsche untuk “membunuh Tuhan”
Untuk membebaskan pikiran, jiwa, untuk keagungan
Untuk ketamakan dan kebesaran manusia
Sudahkah
“uang” dapat lagi dipersembahkan bagi
“Tuhan”?
Di sana
ada ‘ku dengar selinting harapan
Ditempat
nan gersang ini dipenuhi anggapan
Yang
terawat bersih, terbungkus rapih, kritik ‘tak bisa membasahi
Ahh..
bukankah anggapan separoh dari kebenaran?
Terdapat
satu kawah untuk dua kutub berbeda
Terdapat
satu terminal untuk berbagai angkutan
Pikirkanlah!
Persembahkanlah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar